Senin, 03 Januari 2011

KETAHANAN BUDAYA: BEBERAPA PERSPEKTIF GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA DAN SENI LOKAL


Oleh:
Indri Novi Harawati
09/282038/SA/14714
Sastra Indonesia

Perkembangan jaman menuntut adanya globalisasi sebagai istilah yang menyebut adanya interaksi pluralitas. Globalisasi berdampak pada semua bidang yang mengalami perkembangan dan interaksi, termasuk juga budaya. Kesenian sebagai sub kebudayaan yang sering disamakan istilahnya dengan kebudayaan pun turut terkena dampaknya. Padahal, kesenian sebagai wujud konkrit dari kebudayaan yang kaya akan nilai jiwa dan hasil pemikiran masyararakat menjadi suatu pakem akan ketahanan budaya suatu bangsa.
Dampak globalisasi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu positif dan negatif. Keduanya tergantung perspektif atau sudut pandang kita melihatnya.
Perspektif pertama memandang globalisasi sebagai sebuah strategi untuk penyeragaman dan memberikan model sistem nilai yang tunggal di tingkat global. Seluruh budaya lokal akan digerus dalam proyek globalisasi sehingga pluralitas yang ada akan berujung pada sebuah tatanan tunggal. Globalisasi dalam pengertian ini, semacam ruang dua kutub mengenai isu identitas budaya, sosial, dan nasional, sedang di sisi lainnya mereka melontarkan ide pemusnahan identitas lokal. Dengan mencermati perkembangan dalam beberapa dekade terakhir ini, tampak jelas adanya upaya para politisi negara-negara Barat, semacam AS berusaha menyeret dunia menuju tatanan tunggal berdasarkan nilai-nilai Barat. Sebagian besar ilmuan bahkan menyebut model globalisasi kultural semacam itu sebagai imperialisme budaya yang lebih terkesan nyata di lingkungan media massa dan seni. Sebagai contoh, acara-acara televisi, filem, dan musik pop merupakan perangkat utama imperialisme budaya. Dengan demikian, seni bisa menjadi perangkat paling efektif di berbagai bidang yang bisa membantu para perancang globalisasi kultural merealisasikan ambisinya. Contoh yang tepat untuk melengkapi perspektif ini adalah mulai hilangnya permainan tradisional anak-anak di Indonesia. Permainan tradisional yang bermacam-macam di setiap daerah kini mulai ditinggalkan karena anak-anak lebih memilih Play Station sebagai mainan modern akibat pengaruh globalisasi dari dunia barat. Hal ini merupakan perspektif dari hal negatif akan dampak globalisasi.
Selain perspektif negatif akan dampak globalisasi bagi budaya, terdapat perspektif positif yang dikemukakan pula oleh para ahli. Pada perspektif kedua ini globalisasi berjalan dengan penguatan budaya dan seni lokal. Mereka berpendapat, meski dunia saat ini sedang mengalami proses globalisasi, namun bangsa-bangsa dunia tidak menyerah begitu saja. Kekuatan dan kemampuan budaya lokal dan regional juga dirasa makin menguat.
Perspektif yang kedua tentang globalisasi ini mulai muncul dan berkembang pada akhir abad ke-20. Hingga masa-masa awal millenium ketiga, perdebatan soal globalisasi masih belum juga usai. Para pakar dan peniliti sosial masih asyik berwacana tentang perangkat dan pengaruh globalisasi terhadap budaya dan seni masyarakat. Makin berkembangnya teknologi infomasi, komunikasi, dan kebudayaan bangsa-bangsa dunia di awal abad ke-21 membuat batas-batas geo-politik negara tak lagi berperan penting. Kekhasan utama abad sekarang adalah begitu cepatnya proses pertukaran informasi. Karena komunikasi elektronik berjalan setiap saat yang menyambung berbagai ruang yang terpisah seakan menyatu. Jaringan komunikasi global telah menjadikan manusia berkuasa untuk mengalami dunia sebagai satu unit. Contoh yang dapat melengkapi perspektif kedua ini adalah dengan berkembangnya berbagai IPTEK budaya lokal Indonesia lebih dapat dikenal oleh masyarakat internasional, misalnya dengan adanya situs youtube yang memuat berbagai cuplikan video dari berbagai dunia, kita dapat memperkenalkan budaya kita dengan mengunggah cuplikan video pertunjukan seni tradisional Indonesia. Video ini dapat diakses oleh seluruh masyarakat di dunia sehingga kebudayaan kita pun dapat dikenal dan menumbuhkan keinginan untuk mengunjungi indinesia karena keindahan budaya lokalnya.
Hal positif yang diperoleh dari globalisasi hendaknya dipertahankan dan terus ditingkatkan, sedengkan hal negatif sebagai imbas adanya globalisasi hendaknya dicari solusi untuk mengatasi dan meminimalisirnya. Kedua hal tersebut tentunya perlu kerja sama semua masyarakat dan pemerintah guna mencapai tujuan ketahanan budaya 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar